Memahami Srakalan
Srakalan merupakan tradisi pembacaan maulid diba' (dibaan) yang mengharmonisasikan syair-syair pujian kepada Allah dan Rasul-Nya dengan alat-alat musik seperti terbang jawa (rebana besar), induk, kencer, genjring dan kentung.
Syrakalan merupakan kata serapan dari kata "Asyraqal" (bahasa Arab), atau lengkapnya Asyraqa Badru Alainaa dst, kalimat ini menjadi bacaan pembuka ketika para Jamaah Dibaan berdiri (mahallul qiyaam)
Sehingga kata Asyraqal oleh orang-orang jawa dulu disebut dengan Syrakalan.
Warga Nahdliyyin sudah akrab dengan istilah Mahallul Qiyam, berarti saatnya untuk berdiri.
Berdiri untuk menghormati sesuatu sudah menjadi tradisi kita. Bahkan tidak jarang, orang berdiri untuk menghormati benda mati.
Misalnya, pada waktu yang lain ketika bendera merah putih dinaikkan dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan maka seluruh peserta diharuskan berdiri.
Tujuannya tidak lain hanya untuk menghormati bendera Merah Putih dan untuk menghormati para pejuang bangsa.
Demikian pula dengan berdiri ketika membaca Dibaan. Itu adalah salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hamba Allah yang paling mulia.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah.....
#Salam Membangun Peradaban Dengan Keadaban.....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan Dengan Tujuan.....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.....
In Frame
Kebersamaan Srakalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar