Mengenal Nusantara Lebih Dekat
Dalam rekam jejak sejarah peradaban Nusantara, banyak kita temui sebetulnya orang-orang linuwih di bumi Nusantara ini, pada saat itu.
Mereka terpanggil jiwanya untuk selalu mengasah dan membangkitkan spiritualnya yang sejati dalam memahami kesemestaan dalam berketuhanan. (Baca: Masyarakat Nusantara & Sajak Spiritual)
Sebagaimana tersebutkan di masa lalu dimana jauh dari peradaban maju di dunia dalam mengenal dan menemukan jalan spiritual, sementara bangsa lain juga masih berlomba-lomba untuk mengenal kesemestaan maka di Nusantara banyak yang sudah mengenal dan menemukanya dengan berbagai varian perangkatnya. (Baca: Spititualisme di Bumi Nusantara)
Di bumi Nusantara sudah banyak kita temui orang-orang yang mampu menemukan jalan spiritual dalam memahami kesemestaan alam dan jalan Ketuhanan. Diantaranya dengan jalan ketulusan berbudi luhur dan mengutamakan kewelas asihan untuk memahami semua yang ada dalam kesemestaan alam beserta isi dan yang hidup dalam semesta ini. (Baca: Ajaran Leluhur Nusantara)
Bahkan dalam jejak sejarahnya, dulu Nusantara disebut pulau para dewa dimana manusia yang hidup didalamnya adalah manusia berusaha memiliki jiwa yang suci. (Baca: Masyarakat Linuwih)
Jiwa yang mampu menciptakan hubungan yang baik dengan Tuhannya, antar sesamanya, maupun dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. (Baca: Masyarakat Berketuhanan)
Dan Nusantara pada waktu itu dikenal sebagai mercusuar dunia dalam berbagai disiplin keilmuan. (Baca: Sejarah Asal-Usul Indonesia)
Namun hal itu dalam rekam jejak sejarahnya telah terkubur dalam-dalam. Meskipun demikian, suatu saat pasti tergalih seiring dengan kemajuan serta berkembangnya keilmuan di bumi Nusantara. (Baca: Keadaban Bermasyarakat)
Bagi generasi yang hanya memandang dengan sebelah mata tanpa mau membaca sejarah dengan benar. Kemudian didukung dengan adanya gerakan sejarah pengalihan yang dipercayai oleh generasi penerusnya sebagai pulau para demit dan jin. Tanpa didukung dengan referensi yang jelas dan akurat. (Baca: Rona-Rona Kehidupan Bermasyarakat)
Simpulnya, harapan besar kita bersama adalah ajaran ketulusan berbudi luhur dan kewelas asihan tersebut, saat ini bisa kembali dan tertanam dalam jiwa kita yang hidup dimasa ini untuk membangun peradaban dengan penuh keadaban sebagaimana yang dicontohkan para leluhur kita pada saat itu. (Baca: Kehidupan Dalam Bermasyarakat)
Sehingga terwujudlah kedamaian dalam berkehidupan kesemestaan di alam semesta. Selamat di dunia dan bahagia di akhirat kelak. Aamiin Yaa Mujibassaailin.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah.....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan.....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.....
In Frame
Sejenak, Bersama Abah Abdur Rohim Menikmati Semilirnya Angin Di Bumi Nusantara