Makna Pagelaran Wayang Kulit (Dalam Acara Ruwah Desa)
Pagelaran wayang kulit dengan lakon tertentu yang menyertai acara ruwah desa memiliki dua keterkaitan, yaitu terkait spiritual dan terkait sosial.
Terkait spiritual, yaitu pagelaran wayang kulit dengan lakon tertentu merupakan sarana upacara untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan terkait sosial yaitu sebagai sarana untuk memperkokoh jaringan sosial, kesetiakawanan sosial, solidaritas sosial, yang pada gilirannya akan memperkokoh rasa persaudaraan sesama warga masyarakat.
Terjadinya perbedaan pemilihan lakon pada masing-masing daerah, disebabkan karena setiap penyelenggara ruwah desa memiliki tujuan dan atau penafsiran terhadap makna simbolis lakon yang berbeda-beda pula.
Hal ini didasari atas tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun, sehingga tujuan dan atau penafsiran terhadap makna simbolis lakon hanya berlaku pada masyarakat pendukungnya.
Makna pagelaran wayang kulit terdapat pada lakon yang disajikan, baik lakon wahyu maupun lakon Baratayuda.
Lakon Wahyu memberikan tuntunan, tontonan, dan tatanan dalam masyarakat. Sebab dalam lakon tersebut, berisikan nilai-nilai yang memperkaya pengalaman jiwa yang tidak lepas dari nilai kemanusiaan, Ketuhanan, keadilan, tapa brata, keagungan dan sebagainya.
Selain itu lakon wahyu memberikan harapan tuah baik bagi masyarakat atau penanggap wayang, agar dikaruniai keselamatan, kebahagiaan, kemuliaan, ketentraman, panenan yang melimpah dan lancar dalam mendapatkan rezeki.
Semoga Bermanfaat....
In Frame
Sekedar Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar