Pemberdayaan Masjid
Dalam konteksnya saat ini Masjid merupakan tempat yang strategis untuk membangun dan memberdayakan umat, salah satunya dalam sektor ekonomi.
Pekerjaan rumah kita bersama saat ini, potensi pemberdayaan ekonomi umat di Masjid pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan fungsi Masjid sebagai media pemberdayaan ekonomi umat di tengah masyarakat.
Termasuk Masjid juga sangat potensial menjadi basis pemberdayaan ekonomi umat. Potensi ini yang dalam waktu yang cukup lama belum termanfaatkan secara baik. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengembalikan salah satu fungsi masjid sebagai media pemberdayaan ekonomi umat berkemajuan.
Terjadinya kondisi saat ini karena masih adanya pemahaman yang menilai Masjid tidak tepat untuk dijadikan pusat aktifitas ekonomi. Timbal baliknya untuk itu, diperlukan model bisnis yang mendorong jama'ah untuk terlibat secara langsung di dalamnya.
Di antara cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan para jama'ah masjid sebagai mata rantai ekonomi yang terintegrasi sebagai konsumen, produsen dan pemilik dalam kegiatan ekonomi yang dibangun melalui masjid, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Contoh kegiatan usaha yang dapat dijalankan untuk pemberdayaan ekonomi umat. Beberapa di antaranya adalah melalui pendirian lembaga keuangan ultra mikro syariah yang memberikan akses modal bagi pedagang kecil yang tidak dapat mengakses modal di bank syariah karena dinilai tidak bankable.
Sehingga dengan demikian kehadiran Masjid dapat menjadi media untuk memberdayakan ekonomi umat yang menjadi jemaah masjid, sehingga keberadaannya betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Masjid.
Selain hal tersebut di atas, termasuk dalam hal ini juga penting membangun pola pikir yang wasathy (moderat) untuk peradaban Islam ke depan. Pola pikir ini dapat ditunjukkan dengan cara berpikir yang dinamis dan tidak ekstrem. Namun sebaliknya saling bisa memahami, menyayangi, tolong-menolong antar satu sama lain.
Perlu kita ketahui bersama, ciri-ciri cara berpikir wasathy antara lain senantiasa menjaga dan mengamalkan manhaj (jalan) yang telah dirumuskan para ulama terdahulu yang masih relevan dan mengakomodasi manhaj baru yang lebih baik, serta senantiasa melakukan perbaikan dan inovasi secara terus menerus sehingga tercipta kondisi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Menuju Indonesia berperadaban dengan keadaban.
Keberadaan pola pikir ini harus terus diamalkan secara istiqamah (konsisten) serta menjadikan Masjid sebagai tempat penyebaran paham yang moderat.
Oleh karena itu penguatan cara berpikir wasathy harus secara istiqamah terus dilakukan agar umat Islam dan para tokohnya tetap dalam cara berpikir dan bertindak yang wasathy. Tempat yang paling baik untuk melakukan penguatan cara berpikir wasathy tersebut adalah Masjid, karena tidak ada umat Islam yang lepas dari pengaruh masjid. Sehingga dalam jangka panjang hal itu bisa menjadi embrio membangun kembali peradaban Islam dan menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik (khaira ummah).
Tetap semangat, berjuang menuju perubahan Indonesia yang lebih berkemajuan.
#Semoga Menambah Barokah & Bermanfaat.....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan.....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.....
In Frame
Turut Mensyiarkan & Menggebyarkan LTMNU PC Sidoarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar