Rabu, 30 Maret 2022

Nyadran: Tradisi Muslim Nusantara

Nyadran: Tradisi Muslim Nusantara

Muslim Nusantara memiliki banyak rekam jejak yang patut kita teladani bersama. Diantaranya adalah nyadran, yakni serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. (Baca: Tradisi Muslim Nusantara) 

Dalam rekapan kamus bahasa Indonesia,  nyadran berasal dari bahasa Sanskerta yakni sraddha yang artinya keyakinan. (Baca: Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Sedangkan dalam bahasa Jawa, nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah sya'ban. (Baca: Kamus Besar Bahasa Jawa)

Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. (Baca: Nuswantara Bertasbih)

Nyadran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kegiatan yang biasa dilakukan saat nyadran atau Ru wahan antara lain menyelenggarakan kenduri, dengan pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama.
Melakukan besik, yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan, melakukan upacara ziarah kubur, dengan berdoa kepada keluarga yang telah meninggal di area makam. (Baca: Antara Tradisi & Dakwah Islam Nusantara)

Pada umumnya, nyadran biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya’ban, termasuk menyambut bulan Ramadhan. (Baca: Tradisi Muslim Di Jawa)

Dan, acara nyadran tersebut diakhiri dengan prosesi menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Tiap keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, prekedel, tempe dan tahu bacem, dan lain sebagainya. (Baca: Tradisi Muslim Di Jawa Tengah)

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Komunikasi: Penyamaan Persepsi Dalam Berorganisasi

Komunikasi: Penyamaan Persepsi Dalam Berorganisasi


Salah satu syarat pembentukan sebuah organisasi ialah adanya AD ART organisasi. Uraian tertulis dalam AD ART itu diantaranya poin visi, misi dan tujuan atas terbentuknya organisasi. (Baca: Kepemimpinan Organisasi)

Dimana rumusan atas visi, misi dan tujuan, tergantung dari pandangan konseptor, pengalaman pejabat teras atau para penggerak organisasi. (Baca: AD ART Organisasi)

Oleh karena itu, hal yang sangat mendasar ialah konseptor atau pejabat teras yang mumpuni dalam berpikir dan menginterpretasikan pemikiran itu dengan baik, akan menentukan progres organisasi ke depan. (Baca: Organisasi & Manajemen Pendidikan Islam)

Dengan kata lain, persepsi seorang konseptor, mempengaruhi rumusan visi, misi dan tujuan organisasi. (Baca: Kepemimpinan & Manajemen Organisasi)

Organisasi tidak bisa bergerak apabila hanya dihuni oleh seorang konseptor atau seorang pemimpin, tetapi harus adanya kehadiran, peran anggota atau pengurus lainnya, yang diharapkan mereka bisa solid dan koperatif antara yang satu dengan yang lainnya. (Baca: Soliditas & Solidaritas Berorganisasi)

Upaya harmonisasi dan penyamaan persepsi terhadap lajunya organisasi, meniscayakan adanya media penghubung antara pemimpin dengan pengurus atau dengan anggota yang lainnya menciptakan ruang soliditas dan solidaritas. (Baca: Harmonisasi, Komunikasi Dalam Berorganisasi)

Simpulnya, media tersebut ialah adanya komunikasi yang baik dan efektif.
Upaya untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang persepsi dan komunikasi dalam sebuah laju organisasi yang berkemajuan.

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Selasa, 29 Maret 2022

Ruwah Desa: Menjaga Tradisi Meraih Prestasi

Ruwah Desa: Menjaga Tradisi Meraih Prestasi

Dalam literasi Muslim Nusantara tersebutkan, Ruwah Desa adalah tradisi yang biasanya dilaksanakan untuk mengenang dan mengirim doa kepada Leluhur atau Nenek Moyang kita di bulan Ruwah. (Baca: Penanggalan Jawa)

Ruwah juga sering dianggap sebagai bulan baik untuk perayaan tradisi-tradisi yang bersifat adat, semisal Nyadran, Nayub dan lainnya. (Baca: Tradisi Masyarakat Jawa)

Acara Ini dilaksanakan setahun sekali, rangkaian inti acaranya berupa Tasyakuran dengan menyediakan tumpeng. (Baca: Indahnya Membangun Kebersamaan)

Pada tahun-tahun sebelumnya setelah acara tasyakuran selesai barlanjut ke acara berikutnya yakni pagelaran Wayang Kulit dan ditutup dengan acara tradisional lainnya. (Baca:  Rangkaian Acara Ruwah Desa)

Karena suasana masih “Pandemi Covid-19” pagelaran tersebut sementara ditiadakan. Dan, suatu saat berharap ada lagi. (Baca: Pandemi Covid-19 Melanda Indonesia)

Tak beda dengan tradisi Ruwah Desa yang ditiadakan tahun ini akibat wabah Covid-19, sebelum acara Tasyakuran dimulai, biasanya ada khataman Al-Qur'an di Masjid & musholla sekitar desa, pembagian Santunan untuk anak-anak Yatim/Piatu yang dilaksanakan oleh Kepala Desa dan segenap jajarannya. (Baca: Tradisi Masyarakat Jawa)

Kemudian tradisi Tasyakuran atau Megengan berjalan dan diadakan di Pendopo Balai Desa, dengan di hadiri oleh:

Kepala Desa;
Sekretaris Desa; Perangkat Desa;
BPD;
LPMD;
RT dan RW;
Tokoh Masyarakat, dan;
Tokoh Agama.

Acara berjalan lancar dan khidmat, berharap semoga tradisi seperti ini akan terus di jalankan oleh penerus Desa yang akan datang dengan penuh tanggungjawab.

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Senin, 28 Maret 2022

Pendidikan Dalam Kemasan

Suatu proses berpendidikan akan berhasil, apabila mampu membentuk karakter yang baik serta memiliki sikap santun dalam berinteraksi di tengah masyarakat. (Baca: Orientasi Dasar Kependidikan)

Suatu hal yang patut kita perhatikan bersama yaitu karakter merupakan kata kunci yang harus dimiliki setiap peserta didik untuk mencapai nilai dan derajat tingkat kelulusan. Baik lulus tingkat pendidikan formal maupun kehidupan di tengah masyarakat seutuhnya. (Baca: Pendidikan & Karakter Masyarakat Indonesia) 

Nilai-nilai pendidikan karakter yang bersumber dari agama merupakan peta jalan yang harus dimiliki setiap orang. Cerminan dari karakter yang baik, secara moral akan terlihat pada nilai keimanan yang melekat pada diri seseorang, yang akan terpancarkan pada nilai-nilai ketakwaan. (Baca: Pendidikan Agama Islam & Pendidikan Budi Pekerti)

Nilai religius ini akan terpancar terhadap perilaku jujur, rendah hati, serta jauh dari sikap sombong dan angkuh. Pembentukan diri yang mulia itu merupakan sikap mental yang memacu untuk berbuat berbagai kebajikan dalam mengarungi kehidupan yang lebih baik. Karakter kinerja yang baik akan terlihat dari perilaku manusia yang menunjukkan sikap kerja keras dengan ulet melaksanakan berbagai tugas serta tangguh yang diperlihatkan dengan tindakan yang tidak mudah menyerah. (Baca: Pendidikan Agama & Pendidikan Budi Pekerti)

Adanya motivasi positif merupakan salah satu karakter yang tertanam dalam jiwa peserta didik, yang tentu jauh dari sifat cengeng, putus asah, mudah menyerah kepada keadaan. (Baca: Pendidikan Agama Islam Membentuk Karakter Kepribadian)

Ketika bekerja selalu memperhatikan dan menjaga etika, yaitu setiap pekerjaan yang ditangani selalu di usahakan dengan optimal agar pekerjaan tuntas dikerjakan. (Baca: Nilai Relasi Karakter)

Sehingga bisa kita tarik benang simpulnya yaitu karakter yang tertanam baik, tidak akan memunculkan paradoks seperti kerjanya jujur tetapi malas atau kerjanya keras tetapi culas. Semua itu akan dilakukan dengan baik dan seimbang, semua kerja dilakukan dengan baik dan benar. Motivasi positif ini sangat perlu ditanamkan dalam model pembelajaran masa depan yang lebih baik sehingga barometer akhlak merupakan nilai utama yang sangat dijunjung tinggi. (Baca: Mengenal Nilai-Nilai Karakter Kepribadian)

Harapan besarnya, relasi dan nilai kepercayaan harus ditanamkan dalam pendidikan modern, mulai dari keberanian terjun berkompetisi di berbagai arena lintas bidang. Dengan berpikir secara kritis, solutif, soliditas, solidaritas akan cenderung memiliki peluang yang besar untuk dapat memenangkan setiap kompetisi yang diikuti. Kalaupun terjadi kekalahan, tidak dengan mudah menyerah, tetapi akan selalu mencari alternatif jalan keluar dengan baik dan kreatif.Kerja sama tim terhadap berbagai pekerjaan besar perlu dilatih dengan baik dan benar sehingga ketika ada kerja lintas sektor serta berbagai kerja besar, tidak lagi mengalami hambatan dalam membangun teamwork yang andal untuk mengerjakan setiap pekerjaan secara kolaboratif. Komunikasi yang baik antar tim sangat penting dipraktikkan dalam pembelajaran yang lebih mandiri sehingga dalam membangun jaringan kerja tidak lagi menjadi barang baru setiap lulusan kedepan. (Baca: Pendidikan, Matrikulasi Nilai Karakter, Kehidupan Bermasyarakat)


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa... 

Kamis, 24 Maret 2022

Sejenak Membangun: a generation of global leaders

Sebagaimana tersebutkan dalam kamus kehidupan masyarakat Barat: "Unsuccessful people think they know everything. But, successful people always learn something new."

Perlu kita pahami bersama ada tiga point penting peran pendidikan diantaranya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meningkatkan produktivitas masyarakat dan daya saing di pasar internasional, serta melakukan revolusi karakter bangsa yang berkemajuan. (Baca: Pendidikan, Perubahan, Kemajuan) 

Sejak dari dulu, pendidikan merupakan bidang yang sangat strategis untuk proses transformasi masyarakat menuju kemajuan. (Baca: Orientasi Dasar-Dasar Kependidikan)

Tujuan dari transformasi masyarakat untuk masa depan yaitu pengembangan potensi generasi untuk menjawab tantangan zaman dalam setiap lini kehidupan. (Baca: Tujuan Pendidikan)

Dalam reka jenjang pendidikan, masalah serius yang dihadapi masih saat ini rata-rata adalah mutu pendidikan yang rendah. (Baca: Permasalahan Pendidikan)

Dalam kajian kebijakan analisis dan problem pendidikan tersebutkan, ada beberapa faktor penyebab problem pendidikan pada umumnya. Antara lain kualitas yang masih jauh dari harapan, sarana dan prasarana yang kurang memadahi, serta minimnya kuantitas maupun kualitas SDM. Faktor lainnya adalah beban administrasi tenaga pendidik, hegemoni intelektual tenaga pendidik, dan disorientasi. (Baca: Manajemen Pendidikan Berkemajuan)

Dimana disorientasi nilai ini terdiri atas subject oriented, high score, grade point average (ranking), success in final exam, hard skills (cognitive), dan competition achievment. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan pembodohan siswa secara sistematis. (Baca: Pendidikan, Generasi & Masa Depan)

Menjadi tantangan pendidikan di abad 21 adalah era disrupsi. Era ini diartikan sebagai masa munculnya inovasi-inovasi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang langsung mengganggu. (Baca: Pendididikan & Varian Aplikasi Era Digital)

Bahkan secara umum, dapat menghancurkan bisnis atau aktivitas organisasi maupun instansi mapan yang masih menggunakan tatanan sistem lama. (Baca: Pendidikan & Wirausaha)

Menjadi suatu hal yang mudah kita temui saat ini yaitu sudah banyak transportasi daring, toko daring, warung daring,  dan varian aplikasi lainnya. Pada dasarnya meskipun kehidupan masyarakat dimudahkan, tetapi tetap ada yang akan dirugikan, utamanya yang masih konvensional. Termasuk dalam hal ini adalah dunia pendidikan pada khususnya. (Baca: Dunia Pendidikan & Tantangan Masa Depan)

Cara melakukan perubahan yakni dengan memberi layanan pendidikan yang lebih baik. Pendidikan berkemajuan akan membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterbelakangan, juga memberdayakan masyarakat dengan menggali dan mengembangkan potensi yang ada menjadi bermanfaat. Manfaat lainnya adalah dapat memajukan kehidupan masyarakat menjadi lebih berkualitas, lebih unggul dan berdaya saing, serta berkarakter. (Baca: Pendidikan & Orientasi Cita-Cita)

Simpulnya, salah satu strategi yang dapat diusung adalah profesionalitas kepemimpinan pendidikan untuk menanggulangi berbagai macam tantangan. Cara yang dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang bermutu, relevan, dan bermanfaat. Dengan pendidikan yang baik, Indonesia akan mampu bersaing di dunia global dan memiliki karakter. (Baca: Pendidikan & Pembelajaran Abad 21)

Kompetensi berkemajuan yang harus ada di dalam pendidikan memiliki beberapa faktor. Antara lain komunikasi, kolaborasi, ICT literacy, kepercayaan diri, cross culture understanding, pengusaha, kreatif, inovatif, berpikir kritis, serta dapat memecahan permasalahan. (Pendidikan & Kompetensi Berkemajuan)

Dengan demikian, akan dapat menciptakan pendidikan berkemajuan. Menciptakan sekolah dengan lingkungan yang aman, nyaman, dan menjamin semua siswa dihargai sama. Semua didorong untuk maju, didukung, dan ditantang untuk mengembangkan seluruh potensinya. Lingkungan sekolah juga akan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kepedulian, penerimaan,  menghargai, tanggung jawab, percaya diri, dan teamwork. (Baca: Pendidikan Menjawab Masa Depan)

Kita harus ingat sekolah harus menyajikan suasana belajar yang dinamis, yang mengikutsertakan peserta didik dan komunitas untuk mengembangkan seluruh potensinya melalui berpikir kritis, berkomunikasi, bekerja sama, berkreativitas, berwawasan ICT, dan berkarakter sebagai pemimpin masa depan. (Baca: Sekolah Masa Depan)

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Selasa, 22 Maret 2022

Menembus Ruang Sekat: Pendidikan, Teknologi, Berkemajuan

Sebagaimana tersebutkan dalam berbagai sumber referensi yang terpercaya, survey telah membuktikan. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi di era globalisasi yang serba modern (menembus batas ruang dan waktu) ini bisa kita terapkan pada dunia pendidikan sebagai fasilitas yang lebih dan serba canggih. Untuk memperlancar proses pembelajaran yang kita sampaikan. 

Dari sini bisa kita rasakan pentingnya teknologi untuk selalu diikuti perkembangan sepanjang perjalanannya. Guna membangun nilai lebih nantinya.

Melalui berbagai penelitian khususnya keilmuan berbasis teknologi pendidikan, survey di lapangan telah membuktikannya.  Penggunaan teknologi dapat meningkatkan minat belajar peserta didik karena tampilan yang lebih menarik sehingga akan terhindar dari rasa jenuh selama mengikuti pelajaran.

Dari sini bisa kita ambil nilai manfaatnya dari teknologi dalam dunia pendidikan antara lain untuk menambah jaringan informasi lebih lengkap, meningkatkan kemampuan belajar dari pada sebelumnya, memudahkan akses belajar dengan berbagai variannya, materinya tersajikan lebih menarik perhatian, meningkatkan minat belajar d.s.t. 

Namun ada catatan penting untuk kita ketahui secara seksama, penggunaan teknologi dalam jenjang pendidikan memang memiliki beberapa manfaat dan nilai lebih untuk kelangsungan pembelajaran. Namun, di sisi lain kita harus tetap bisa mengawasinya saat memanfaatkan teknologi tersebut. Karena mudahnya informasi yang mudah diakses di teknologi, tidak hanya informasi positif, tetapi juga informasi yang negatif. Dimana varian informasi ini sangat mempengarui kehidupan di tengah masyarakat. 

Bahasa simpulnya ketika kita sebagai orang tua, dosen, guru, pendidik, tutor d.s.t kita punya tugas yang sama harus benar-benar bisa menjadi modelling, controlling, conditioning baik di lingkungan keluarga, sekolah atau akademik maupun di masyarakat pada umumnya. Demi kemaslahatan bersama hidup di era teknologi.

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Sabtu, 19 Maret 2022

Rapat: Penyamaan Persepsi Dalam Satu Tujuan

Dalam sumber referensi keilmuan manajemen tersebutkan, rapat merupakan pertemuan atau berkumpulnya minimal dua orang atau lebih untuk memutuskan suatu tujuan tertentu sebagaimana yang dimaksudkan. (Baca: Unsur & Prinsip Manajemen)

Dalam satu kesempatan, rapat juga dapat dijadikan sebagai media untuk berkomunikasi antar seseorang,  pimpinan  suatu lembaga atau organisasi dengan bawahan atau staffnya. (Baca: Kepemimpinan Organisasi) 

Dalam suatu kepemimpinan organisasi, rapat juga dapat diartikan sebagai media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka yang sering diselenggarakan atau dilakukan oleh banyak organisasi baik itu swasta ataupun pemerintah untuk mencapai suatu tujuan sebagaimana yang dimaksudkan. (Baca: Tata Tertib Organisasi) 

Esensi dari rapat itu sendiri sering dijadikan seseorang atau sekelompok orang untuk menyatukan pemikiran guna melaksanakan urusan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. (Baca: Tujuan Rapat Dalam Lembaga) 

Sasaran akhir diadakannya rapat yaitu untuk mempertemukan peserta rapat secara langsung demi terjalinnya komunikasi, agar peserta rapat dapat berkontribusi langsung dalam pembicaraan sehingga pemikiran ide untuk penyelesain masalah dapat tersampaikan langsung, agar peserta rapat dapat terangsang secara lansung dalam memahami setiap permasalahan yang dihadapi, agar peserta rapat dapat sama-sama berkontribusi dalam pencapaian tujuan tertentu. (Baca: Idealita & Realita  Organisasi)

Titik temu benang merahnya pada rapat adalah dilakukannya pembahasan hal-hal terkait persiapan seperti tanggal acara, tempat kegiatan dilaksanakan, jadwal susunan acara, materi yang akan dibahas pada saat rapat koordinasi, dan peserta dalam kegiatan. Serta dibahas pula anggaran kegiatan secara umum dan khusus. (Baca: Pentingnya Rapat Dalam Organisasi) 

Bahasa simpulnya, rapat ini bertujuan untuk memastikan kesiapan pelaksanaan kegiatan, agar nantinya kegiatan yang akan diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang ada, sehingga koordinasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pimpinan dapat tersampaikan dengan jelas dan dapat diterima dengan baik oleh bidang-bidang yang terkait. (Baca: Dasar, Tujuan Dalam Berorganisasi)


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa... 

Jumat, 18 Maret 2022

Menciptakan Harmoni Kehidupan


Harmoni kehidupan di masyarakat bisa tercapai dengan baik apabila didasari saling menghargai, menghormati, menyayangi, dan tolong menolong antar satu sama lain. 

Salah satu dimensi ini sangat penting di dalam kehidupan manusia untuk membangun keberlangsungan dan keteraturan sosial ke depannya. 

Kehidupan yang teratur tersebut ditandai dengan keberulangan kelakuan yang sama atau hampir sama dan dilakukan berdasar atas kesadaran untuk kepentingan bersama.

Makanya salah satu yang menjadi ajaran agama adalah membangun kebersamaan termasuk dalam konteks varian peribadahan.

Hal terpenting dalam hidup bermasyarakat adalah adanya solidaritas  antar sesama.

Harapan besarnya keberadaan kita tidak sebatas bicara atau berkata-kata, menyusun program kegiatan akan tetapi harus benar-benar bisa meninggalkan rekam jejak untuk hadir serta hidup bersama masyarakat seutuhnya.

kehadiran kita di dunia pada prinsipnya merupakan sebuah tindakan untuk menyatakan hidup dalam kebersamaan (bermasyarakat).

Sedangkan kebersamaan tidak mungkin terjadi kalau tidak ada kerendahan hati.

Dalam kerendahan hati ada keinginan untuk betul-betul menjadi bagian dari sesama untuk memberi nilai manfaat, sukacita, dan kebahagiaan bagi antar  sesama. 

Kebersamaan itu berarti saya adalah bagian dari anda dan anda adalah bagian dari saya. Oleh karena itu, persoalan anda, persoalan masyarakat dan bangsa ini, juga merupakan tanggung jawab kita bersama.

Dalam membangun kebersamaan di masyarakat, diperlukan ketulusan untuk melibatkan diri dan menjadi bagian dari orang lain dan bagian dari masyarakat.

Sayangnya, terkadang dalam masyarakat yang hidup bersama saat ini masih terjadi konflik, permusuhan, dan kebencian satu sama lain. Kalau hal itu terus terjadi, kehidupan bersama akan runtuh dan manusia akan melihat sesamanya sebagai musuh, lalu saling membinasakan.

Selama kita berpikir bahwa manusia yang lain adalah tanggung jawab saya dan saya juga menjadi tanggung jawab manusia lain, kita adalah keluarga bukan hanya dalam arti biologis, tetapi keluarga seluruh bangsa, bahkan seluruh umat manusia, Kalau tidak melibatkan diri atau menjadi bagian masyarakat, kita memang hidup bersama, tetapi tidak ada kebersamaan.


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Kamis, 17 Maret 2022

Quantum: Nisfu Sya'ban

Berdasarkan sumber referensi yang ada, bulan sya’ban disebut sebagai bulan penyetoran catatan amal perbuatan kita selama setahun. Atau bulan tutup buku, dimana malaikat menyetorkan semua catatan amal setiap manusia kepada Allah SWT. Di dalam bulan sya'ban ini terdapat satu malam yang sangat masyhur yang disebut malam nisfu sya’ban. Banyak umat Islam di berbagai Negara punya kebiasaan tersendiri dalam menyambut malam tersebut.

Dalam kajian Kitab madza fi sya'ban 
Karya Sayyid Muhamad bin Alwi Al Maliki, nisfu sya'ban memiliki beberapa nama antara lain:

1. Laylah mubarakah (malam keberkahan), maksudnya malam ini memiliki keberkahan tersendiri. Karena di malam ini malaikat turun menyertai manusia.

2. Laylah al-qismah (malam pembagian), artinya bahwa di malam ini semua rejeki dan takdir ditentukan dan dibagikan kepada setiap makhluk-Nya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada malam nisfu sya’ban ini baik rejeki, jodoh, maupun pernikahan.

3. Laylah at-takfir (malam penghapusan dosa), artinya bahwa di malam ini dosa manusia selama satu tahun akan diampuni Allah Ta'ala sebab kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya di malam ini.

4. Laylah al-ijabah (malam keterkabulan doa), dalam sebuah riwayat dari Ibnu Umar diinformasikan bahwa ada lima malam dimana doa-doa yang dipanjatkan akan terkabulkan; malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, malam nisfu sya’ban, malam lailatul qadar dan malam dua hari raya; idul fitri dan idul adha.

5. Laylah al-hayat wa ‘iedul malaikat (malam kehidupan dan hari raya malaikat); sebagaimana hari raya bagi umat Islam, malaikat juga memiliki dua hari raya yakni malam lailatul qadar dan malam nisfu sya’ban.

6. Laylah as-syafaah (malam syafaat),
Abu Hakim an-naisaburi menamakan malam nisfu sya’ban adalah malam diberikannya syafaat kepada umat nabi Muhammad.

7. Laylah al-baraah wa laylah as-shakki (malam pembebasan), dinamakan dengan malam kebersihan karena di malam ini orang-orang mukmin dicatat kesuciannya.

8. Laylah al-jaizah (malam hadiah), Imam Taqiyuddin As-Subki menamakan malam nisfu Sya’ban sebagai malam yang dihadiahkan kepada orang-orang mukmin.

9.Laylia al gufran wal itqi minan niran 
(malam ampunan dan pembebasan api neraka) di malam ini orang-orang beriman akan mendapatkan pembebasan dari api neraka.

Di belahan bumi Nusantara ketika ketemu malam nisfu sya'ban umat Islam menyambutnya dengan mengamal berbagai varian amalan. Termasuk salah satunya melakukan sholat sunnah mutlak disusul baca yasin tiga kali. 

Tahukah siapa yang menciptakan tradisi yasinan ini, di malam nishfu sya’ban? Beliau adalah Syaikh Ahmad bin Ali bin Yusuf, Abu al ‘Abbas al Buni. Muhammad bin Darwisy bin Muhammad al Hut al Biruti asy Syafi’i (1209-1276 H/1795-1859 M) dalam karyanya, Asna al Mathalib fi ahadits  Mukhtalifah al Maratib(343). Dalam kitab itu beliau menjelaskan:

وَأَمَّا قِرَاءَةُ سورة يٰسٓ لَيْلَتَهَا بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَالدُّعاَءِ الْمَشْهُورِ فَمِنْ تَرْتِيبِ بَعْضِ أَهْلِ الصَّلَاحِ مِنْ عِنْدِ نَفْسِهِ. قِيلَ هُوَ الْبُونِيُّ وَلَا بَأْسَ بِمِثْلِ ذَلِكَ

“Adapun tradisi yasinan pada malam Nishfu Sya’ban setelah Shalat Maghrib dan doanya yang masyhur, maka merupakan kreasi salah seorang ahli shalah (ulama shaleh). Ada yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah al-Buni. Mengamalkan tradisi seperti Yasinan Malam Nishfu Sya’ban itu tidak apa-apa (boleh)”.

Semoga dengan melaksanakan amalan tersebut, kita diberi keberkahan umur yang panjang, rejeki yang halal barokah dan dijauhkan dari balak musibah, serta meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin Ya Mujibassaailiin...


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Senin, 14 Maret 2022

Nusantara Bertasbih: Ibu Kota Negara Baru & Logo Halal Terbaru (Simbol Transformasi Progresif)

Sebagaimana ketetapan aturan yang sudah disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo kepada jajaran menterinya, bahwa Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diberi nama Nusantara. (Baca: RUU IKN)

Istilah Nusantara sudah dipahami sebagai istilah untuk daerah kepulauan. Dengan kata lain, nama tersebut sangat identik dengan gugusan pulau-pulau yang jumlahnya mencapai belasan ribu. (Baca Indonesia & Negara Kepulauan)

Selaras dengan sejarahnya tersebutkan, menggunakan istilah Nusantara memiliki relasi makna yang cukup membahana, di balik nama Nusantara tersebut (sebagai ajang pemersatu). Seperti yang pernah titahnya Patih Gadjah Mada dalam Sumpah Palapanya. (Baca: Majapahit & Patih Majapahit)

Sering dengan IKN tersebut, gayung bersambut adanya penetapan logo halal terbaru yang sudah tercantum dalam Keputusan Kepala BPJPH No 40 Th 2022 mengenai penetapan logo halal.

Perlu kita ketahui, Penetapan logo halal ini sudah ditetapkan pada 10 Februari 2022 serta sudah ditandatangani pihak penetapan logo halal, yang mana berlaku pada 1 Maret 2022.

Logo halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai ke-Indonesia-an. Huruf Arab penyusun kata halal yang terdiri atas ha, lam alif, dan lam disusun dalam bentuk menyerupai gunungan pada wayang.

Bentuk logo halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk gunungan dan motif surjan atau lurik. Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas, ini melambangkan kehidupan manusia. Bahwa semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengerucut atau semakin mendekat dengan Tuhan. (Baca: Gunungan Wayang & Unsur Filosofisnya)

Motif surjan pada label halal juga mengandung makna filosofis. Bagian leher surjan memiliki kancing tiga pasang atau enam biji, yang menggambarkan rukun iman, dan motif lurik sejajar satu sama lain mengandung makna sebagai pemberi batas yang jelas. Warna utama dan sekunder logo halal Indonesia pun punya makna. (Baca: Budaya & Muslim Nusantara)

Warna (utama) ungu merepresentasikan makna keimanan, kesatuan lahir batin, dan daya imajinasi. Sedangkan warna sekundernya adalah hijau toska, yang mewakili makna kebijaksanaan, stabilitas, dan ketenangan. (Baca Makna & Lambang Warna)

Makna yang terkandung pada bentuk dan warna logo halal sejalan dengan tujuan penyelenggaraan jaminan produk halal di Indonesia untuk menghadirkan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat. (Baca: Integrasi Sosial)

Masa transisi logo halal Indonesia berlaku 1 Maret 2022, tapi pelaku usaha dengan kemasan logo dan nomor ketetapan halal dari MUI diperkenankan menghabiskan stok sebelum melakukan penyesuaian.

Harapan kita bersama, semoga dengan pindahnya ibu kota terbaru dan munculnya logo halal terbaru tersebut membawa peradaban masyarakat Indonesia berkemajuan secara seksama.


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Minggu, 13 Maret 2022

Pendidikan, Perubahan & Peradaban

Dengan menjadikan Pendidikan sebagai skala prioritas kebutuhan, akan membantu setiap anggota masyarakat mendapatkan peluang jawaban masa depan yang lebih cerah.

Sebagaimana tersebutkan dalam rekam jejak civic education, dengan pesatnya kemajuan dan perkembangan zaman teknologi di Indonesia. Pendidikan harus dijadikan skala prioritas kebutuhan untuk menjawab tantangan dan menciptakan peluang zaman. 

Ada empat alasan mendasar terkait pentingnya Pendidikan untuk menjawab masa depan (tantangan & peluang) antara lain,

(1)Membentuk setiap pribadi memiliki keluhuran karakter. Dengan adanya pendidikan, masyarakat dapat mempelajari tentang sopan santun, adab, etika dan hal-hal yang baik lainnya. Dalam hal ini Pendidikan menjadi point sangat penting untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa. Sehingga dengan pendidikan masyarakat bisa menghadapi masalah dengan penuh kebijakan. Selain itu, pendidikan juga akan membuat individu lebih manusiawi dan memiliki toleransi tinggi. Sebagai modal utama menciptakan peradaban masyarakat dengan penuh keadaban.

(2)Menjadikan setiap pribadi memiliki sikap percaya diri. Seseorang yang berpendidikan akan berani dan percaya diri untuk tampil di depan khalayak menyampaikan suatu kebenaran dan berani menghadapi tantangan di masa depan. Dengan bekal bidang keilmuan yang dimilikinya.

(3)Menciptakan generasi penerus bangsa ahli dalam berbagai bidang interdisiplin keilmuan. Hal ini berhubungan erat dengan tersediannya berbagai macam jenjang Pendidikan dan jurusan yang tersedia diberbagai sekolah maupun universitas. sehingga dapat membantu melahirkan banyak sekali generasi penerus bangsa yang berguna untuk masyarakat ke depannya. 

(4)Membentuk pola pikir yang ilmiah. Dengan pendidikan maka pola pikir akan tertata lebih baik. Dunia pendidikan menjadikan seseorang memiliki jalan dan pola pikir yan ilmiah, yaitu terstruktur dan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Bahasa simpulnya pendidikan bukan segala-galanya, akan tetapi dengan pendidikan kita bisa meraih segala-galanya.


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa Buktikan kita Pasti Bisa...

Kamis, 10 Maret 2022

Sya'ban, Bulan Bersholawat

Turunnya Surat Al-Ahzab ayat 56 adalah perintah dari Allah untuk membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Peristiwa ini terjadi di dalam bulan Sya'ban.

Selaras dengan keterangan turunnya ayat tersebut, Syeh Abdul Qodir Al-Jilani memberikan suatu penjelasan terkait  42 keutamaan bersholawat kepada Rasulullah Saw dalam Kitab As Safinah Al Qadiriyah Li Asy Syaikh ‘Abd Qadir Al Jailani Al Hasani. Diantara keutamaannya tersebut yaitu,

1. Bershalawat untuk Nabi berarti melaksanakan perintah Allah Swt.

2. Bershalawat untuk Nabi berarti meniru Allah Swt. yang bershalawat kepada Nabi. 

3. Bershalawat untuk Nabi berarti meniru malaikat-malaikat-Nya yang bershalawat kepada Nabi. 

4. Mendapat balasan 10 kali lipat shalawat dari
Allah Swt. untuk diri kita pada setiap shalawat yang kita ucapkan. 

5. Allah akan mengangkat derajat orang yang membaca shalawat 10 tingkat lebih tinggi.

6. Mendapat 10 catatan kebaikan. 

7. Allah Swt menghapuskan 10 dosa keburukan. 

8. Berpeluang besar doanya akan dikabulkan oleh Allah Swt.

9. Shalawat adalah syarat utama mendapat syafaat dari Rasulullah Saw. 

10. Shalawat adalah syarat untuk mendapat ampunan Allah dan akan ditutup segala aib. 

11. Shalawat adalah syarat untuk memperoleh perlindungan dari segala hal yang ditakutinya. 

12. Shalawat adalah syarat seseorang dapat dekat kepada Rasulullah.

13. Nilai shalawat sama dengan nilai sedekah. 

14. Shalawat adalah alasan bagi Allah dan para malaikat untuk membacakan shalawat balasan. 

15. Shalawat adalah syarat kesucian jiwa dan raga bagi pembacanya. 

16. Terpenuhinya segala keinginan. 

17. Shalawat adalah alasan seseorang mendapat kabar baik bahwa dirinya kelak akan memperoleh surga. 

18. Shalawat adalah faktor memperoleh keselamatan di Hari Kiamat. 

19. Shalawat adalah alasan bagi Rasulullah Saw. untuk mengucapkan shalawat balasan. 

20. Shalawat dapat membuat pembacanya teringat akan semua hal yang dilupakannya. 

21. Shalawat dapat membuat harumnya sebuah majelis pertemuan dan orang-orang yang hadir tidak mendapat kerugian di Hari Kiamat kelak. 

22. Shalawat dapat menghilangkan kemiskinan dan kefakiran bagi pembacanya. 

23. Shalawat dapat menghapus julukan orang kikir ketika shalawat dibacakan. 

24. Shalawat menjadi penyelamat dari doa ancaman Rasulullah bagi orang yang tidak membaca shalawat ketika namanya disebutkan. 

25. Shalawat akan mengiringi perjalanan pembacanya kelak di atas jembatan menuju surga dan akan menjauh dari orang yang tidak membacanya. 

26. Shalawat akan menghilangkan keburukan-keburukan di suatu majelis pertemuan yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah dan Rasul-Nya. 

27. Shalawat adalah penyempurna pahala dari sebuah percakapan yang dimulai dengan menyebut nama Allah dan membaca shalawat kepada Rasul-Nya. 

28. Shalawat adalah faktor yang dapat menyelamatkan seorang hamba ketika berada di atas jembatan menuju surga. 

29. Shalawat menghapus status sebagai pembenci shalawat. 

30. Shalawat adalah alasan bagi Allah untuk mengumumkan pujian baiknya kepada pembaca shalawat tersebut di hadapan semua makhluk, baik di bumi maupun di langit. 

31. Shalawat dapat mendatangkan rahmat Allah. 

32. Shalawat dapat mendatangkan berkah. 

33. Shalawat dapat melanggengkan dan mempertebal cinta kepada Rasulullah  dimana cinta ini merupakan simpul pokok keimanan.Dan, keimanan seseorang belum sempurna tanpa adanya cinta kepada Nabi. 

34. Shalawat dapat memikat hati Rasulullah agar mencintai dirinya. 

35. Shalawat mendatangkan hidayah dan menghidupkan hati yang telah mati. 

36. Shalawat adalah syarat agar nama pembacanya disebut-sebut di hadapan Rasulullah Saw.

37. Shalawat dapat memantapkan iman dan Islam serta membacanya sama dengan memberi hak yg layak diterima oleh Rasulullah Saw. 

38. Shalawat merupakan bentuk syukur kita atas segala nikmat dari Allah Swt.

39. Bacaan shalawat mengandung dzikir, syukur dan pengakuan atas nikmat Allah Swt.

40. Shalawat yang dibaca seorang hamba adalah bentuk doa dan permohonan kepada Allah, terkadang doa itu dipersembahkan kepada Nabi Saw dan tak jarang pula untuk dirinya sendiri, karena shalawat dapat mendatangkan tambahan pahala.

41. Shalawat adalah buah yang paling manis dan faedah paling utama yang dapat didatangkan dari pembacaan shalawat atas Nabi adalah melekatnya gambaran seorang Nabi yang mulia di dalam jiwa pembacanya. 

42. Memperbanyak bacaan shalawat atas Nabi Saw. menjadikan dirinya satu tingkatan dengan derajat seorang Syeikh Murabbi (guru spiritual). 

Semoga keberkahan bersholawat kita kepada Nabi Muhammad Saw. mengiringi langkah kita menemukan kebahagiaan hidup di dunia dan keselamatan kita di akhirat kelak.

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Selasa, 08 Maret 2022

Silaturrahim Adalah Bonus Dan Modal Utama Relasi Sosial

Silaturrahim Adalah Bonus Dan Modal Utama Relasi Sosial 

Survei membuktikan Agama yang penuh kedamaian, keharmonisan, kerukunan, dan  persaudaraan Adalah Islam. Sebab Agama Islam mengajarkan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah kepada pemeluknya. Ini merupakan salah satu aspek ajaran yang utama dalam kehidupan beragama. Untuk menjaga harmoni kehidupan di tengah masyarakat. (Baca: Masyarakat Madani)

Kehadiran Agama Islam di bumi mengajarkan umatnya untuk mempererat tali silaturahm dan berusaha selalu bisa menjaga hubungan baik kepada umat manusia. Hal ini sesuai dengan visi kerasulan Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk mensyiarkan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Membawa kebaikan bagi kehidupan di alam semesta. (Baca: Keindahan Akhlak Nabi Muhammad Saw)

Kodratnya kita sebagai makhluk sosial, tentunya kita di tengah masyarakat membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Menjadi suatu beban moral terburuk rasanya, jika suatu persoalan atau masalah kehidupan kita  tanggung bebannya sendiri tanpa harus ditanggung secara bersama-sama untuk menemukan solusinya. (Baca: Budaya Gotong-royong) 

Oleh sebab itu, silaturrahim, berinteraksi, berkomunikasi, dan menjalin hubungan baik dengan sesama menjadi sebuah kewajiban bersama antar satu sama lain. Untuk terciptanya harmoni kehidupan yang kian bermakna. (Baca: Pengantar Sosiologi Pendidikan)

Varian atau macamnya  seseorang di era serba digital memiliki banyak cara yang berbeda dalam menjalin silaturahm dan menjaga hubungan baik kepada sesama, baik dengan keluarga, sahabat atau kerabatnya. Adakalanya misalnya: dengan cara berkunjung langsung untuk menemui, hanya lewat telepon, whatsapp, facebook, twitter, instagram atau menyapa dengan menggunakan media sosial lainnya. Tentu cara-cara itu boleh dilakukan. Untuk menyikapi dari faktor kesibukan atau jarak jauh yang memisahkan. (Baca: Silaturrahim Di Era Digital)

Studi kasus sosial kemudian muncul persoalan, jika silaturahmi dilakukan hanya saat butuh dan ketika ada keperluan belaka bagaimana?  Tidak sedikit dari kita menyambung silaturrahim atau menghubungi orang lain di saat ada perlunya saja. Jika tidak mempunyai keperluan atau kepentingan, berkabar lewat pesan singkat saja tidak, apalagi bertatap muka dengannya. (Baca: Karakteristik Masyarakat Globalisasi)

Suatu contoh misalnya, sering kali pengurus organisasi menghubungi senior, sesepuh, atau orang yang tertokohkan untuk bertemu dengan dalih silaturrahim saat akan mengadakan acara atau kegiatan saja. Sebelumnya, pengurus organisasi tersebut jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali menghubungi. Walaupun sekedar untuk menanyakan kabar atau menginformasikan program melalui pesan singkat atau media sosial lainnya misalnya, apalagi sampai berkunjung ke rumahnya dalam rangka menjalin silaturrahim. Untuk mempererat tali persaudaraan ke depannya. (Baca: Adab Berorganisasi)

Mungkin  juga banyak contoh dan kasus lain yang menceritakan seseorang melakukan silaturrahim dan menjaga hubungan baik kepada sesama karena ada keperluan dan kepentingan yang melatarbelakanginya, baik keperluan pribadi maupun keperluan lainnya terutama organisasi yang sering terjadi. (Baca: Kedewasaan Organisasi)

Seharusnya memegang prinsip silaturrahim dan menjaga hubungan baik terhadap sesama dilakukan dengan tulus dan tanpa mengharapkan sesuatu. Bahwa dengan banyak bersilaturrahim dan menjaga hubungan baik kepada sesama akan berdampak positif untuk kita, tentu itu akan menjadi bonus dan modal utama kita dalam membangun relasi sosial di tengah masyarakat ke depannya. (Baca: Adab Silaturrahim)

Oleh sebab itu, seharusnya kita memiliki jiwa yang gemar silaturrahim dan senang berhubungan baik dengan orang lain. Dan, ini benar-benar terpatri kuat dalam diri kita. Dengan memegang teguh dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi seperti apa. Tidak sebatas, ketika kita sedang mempunyai keperluan saja atau hajat mendesak. (Baca: Silaturrahim Dan Jaga Adab)

Sama halnya dengan silaturrahimdan menjaga hubungan baik antar pengurus organisasi termasuk terhadap senior, sesepuh atau mereka yang sudah tertokohkan keberadaannya. Jika silaturrahim itu dilakukan secara alamiah tanpa ada niat yang menyimpang apapun bentuknya dan sudah menjadi budaya dalam organisasi tersebut, timbal-baliknya tanpa harus menyodorkan proposal bantuan dalam setiap kegiatan, senior, sesepuh atau orang yang kita tokohkan tersebut akan ikut berpikir dan berpartisipasi dalam mensukseskan acara organisasi kita. Baik yang berkaitan dengan bantuan dana maupun yang lainnya. Dengan bonus dan modal relasi sosial tersebut pasti kita akan mendapatkan nilai tambahnya (terbantu kegiatan organisasi kita).

Bahasa simpulnya, bersilaturrahim, termasuk menjaga hubungan baik dengan sesama harus kita lakukan dengan penuh totalitas, kesabaran, dan keikhlasan. Kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun. Bersilaturahmi dan menjaga hubungan baik tidak harus bersyarat, juga tidak harus ada pamrih yang menyertainya. Dimana pada akhirnya bukan keberkahan (kebaikan) yang kita dapat malah sebaliknya. (Baca: Adab Dan Kebaikan Berorganisasi)


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Minggu, 06 Maret 2022

Antara: Toa, Polusi Suara, Dan Volume Suara Azan

Sebagaimana penjelasan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis menyampaikan, panduan diterbitkan sebagai upaya meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan keharmonisan antar warga masyarakat.

Menag mengatakan penggunaan pengeras suara di masjid dan mushala merupakan kebutuhan bagi umat Islam sebagai salah satu media syiar Islam di tengah masyarakat.

Tapi di sisi lain, masyarakat Indonesia juga beragam, baik agama, keyakinan, latar belakang, dan lainnya, sehingga diperlukan upaya demi merawat persaudaraan dan harmoni sosial.

Adapun pedoman penggunaan pengeras suara tersebut diantaranya meliputi pemasangan pengeras suara dipisahkan antara pengeras suara yang difungsikan ke luar dengan pengeras suara yang difungsikan ke dalam masjid atau mushala.

Volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan dan paling besar 100 desibel, hingga dalam hal penggunaan pengeras suara dengan pemutaran rekaman, hendaknya memerhatikan kualitas rekaman, waktu, dan bacaan akhir ayat, tarhim.

Untuk memperjelas sebagaimana keterangan tersebut di atas. Ada beberapa pendapat dari beberapa Ulama' Besar yang patut dijadikan tambahan referensi. Agar tidak mudah gagal paham dan meresahkan masyarakat pada umumnya. Diantara penjelasan Ulama'  tersebut antara lain sebagai berikut:

Syekh Nawawi al-Bantani mengatakan:

وَ يَحْصُلُ أَصْلُ السُّنَّةِ بِمُجَرَّدِ الرَّفْعِ فَوْقَ مَا يُسْمِعُ نَفْسَهُ أَوْ أَحَدًا مِنْ الْمُصَلِّينَ وَكَمَالُ السُّنَّةِ بِالرَّفْعِ طَاقَتَهُ بِلَا مَشَقَّةٍ.

"Kesunahan azan shalat jamaah sudah didapat dengan hanya mengeraskan suara melebihi yang bisa didengar oleh dirinya atau salah satu orang yang akan shalat. Adapun sunah yang sempurna bisa dicapai dengan mengeraskan suara semampunya namun tanpa menimbulkan kesulitan." (Nihayah az-Zain, hlm. 96)

Di satu sisi, suara yang dihasilkan dari rangkaian ibadah sunah seperti azan, zikir, tadarus Al-Quran dan semacamnya tidak selamanya baik jika menimbulkan dampak negatif terhadap orang lain. Misalkan mengganggu orang shalat dalam masjid atau tetangga yang sedang beristirahat. (Hasyiyah at-Tarmasi, III/96)

Selaras dengan itu Habib Abdurrahman al-Masyhur memberikan penjelasan:

لَا يُكْرَهُ فِي الْمَسْجِدِ الْجَهْرُ بِالذِّكْرِ بِأَنْوَاعِهِ، وَمِنْهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ إِلَّا إِنْ شَوَّشَ عَلٰى مُصَلٍّ أَوْ أَذٰى نَائِمًا، بَلْ إِنْ كَثُرَ التَّأَذِّى حَرُمَ فَيُْمنَعُ مِنْهُ حِيْنَئِذٍ ... فَإِنْ لَمْ يَكُنْ ثَمَّ تَشْوِيْشٌ أُبِيْحَ بَلْ نُدِبَ لِنَحْوِ تَعْلِيْمٍ إِنْ لَمْ يُخَفْ رِيَاءٌ.

“Tidak makruh mengeraskan suara bacaan zikir dan semacamnya, di antaranya membaca Al-Quran dengan kecuali jika menggangu orang shalat atau mengusik orang tidur. Bahkan jika suara itu lebih banyak mengganggu, maka haram dan boleh dihentikan. Jika di sana tidak memunculkan suara yang mengganggu, maka hukumnya boleh bahkan dianjurkan untuk kepentingan seperti pengajaran selama tidak dikhawatirkan ada unsur pamer.” (Bughyah al-Mustarsyidin, hlm. 108)

Tentu pada prakteknya, banyak orang atau lingkungan yang sama sekali tidak terganggu dengan bunyi pengeras suara masjid atau musala. Sehingga dalam keadaan ini, tidak ada lagi hukum makruh atau haram. Yang ada adalah sunah sebagai syiar agama Islam. 

Namun dalam rangka menertibkan kegiatan keagamaan, pemerintah diperbolehkan membuat aturan yang mengatur penggunaan pengeras suara di masjid dan musala atas dasar kemaslahatan. (Al-Mawahib as-Saniyah, hlm. 108).

Semoga penjelasan dari referensi ini memberikan pencerahan kepada kita untuk meraih prestasi beribadah di tengah masyarakat yang serba majemuk.

#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Kamis, 03 Maret 2022

Makna Hari Raya Nyepi

Keberadaan Hari Raya Nyepi merupakan pergantian tahun Saka dalam kalender Bali. Hari Raya Nyepi pada tahun 2022 ini, jatuh pada hari kamis tanggal 03 Maret.

Dalam varian literasi tersebutkan, 
Nyepi mengandung arti sepi atau sunyi, dan dirayakan setiap satu tahun Saka.

Nyepi tak sekadar perayaan Tahun Baru Saka. Nyepi memiliki makna filosofi yaitu umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) serta Buana Agung (alam dan seluruh isinya). Dengan besar harapan mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam hidup. 

Pada saat Nyepi, tidak boleh melakukan aktifitas pada umumnya, seperti ke luar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dan sebagainya.

Adapaun tujuan dari Hari Raya Nyepi ini adalah agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Buana Agung (alam semesta) dan Buana Alit (manusia). Untuk mendapatkan kebaikan dalam hidup.

Nuansa Hari Raya Nyepi khususnya di Bali sebagai contohnya, memiliki beberapa tahapan. Dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan. Kemudian diikuti oleh puncak Hari Raya Nyepi. Terakhir, ada Ngembak Geni.

Dimana Upacara Melasti ini dilaksanakan tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi. Upacara ini bermakna untuk menyucikan diri secara lahir dan batin, serta benda sakral seperti Arca dan Pratima.

Dilanjut tahapan berikutnya, sehari sebelum Nyepi akan dilakukan Pengerupukan atau sering disebut Ngerupuk. Ini salah satu upacara umat Hindu yang dilaksanakan untuk mengusir Bhuta Kala dan dilaksanakan sesaat setelah Mecaru, yaitu dengan menyebar (nasi) tawur.

Semoga saudara kita yang mengadakan Hari Raya Nyepi hari ini, dimanapun berada tetap mendapatkan keberkahan dalam hidup dan menjadi umat yang berkemajuan di bumi Nusantara. 


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...