Selasa, 08 Maret 2022

Silaturrahim Adalah Bonus Dan Modal Utama Relasi Sosial

Silaturrahim Adalah Bonus Dan Modal Utama Relasi Sosial 

Survei membuktikan Agama yang penuh kedamaian, keharmonisan, kerukunan, dan  persaudaraan Adalah Islam. Sebab Agama Islam mengajarkan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah kepada pemeluknya. Ini merupakan salah satu aspek ajaran yang utama dalam kehidupan beragama. Untuk menjaga harmoni kehidupan di tengah masyarakat. (Baca: Masyarakat Madani)

Kehadiran Agama Islam di bumi mengajarkan umatnya untuk mempererat tali silaturahm dan berusaha selalu bisa menjaga hubungan baik kepada umat manusia. Hal ini sesuai dengan visi kerasulan Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk mensyiarkan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Membawa kebaikan bagi kehidupan di alam semesta. (Baca: Keindahan Akhlak Nabi Muhammad Saw)

Kodratnya kita sebagai makhluk sosial, tentunya kita di tengah masyarakat membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Menjadi suatu beban moral terburuk rasanya, jika suatu persoalan atau masalah kehidupan kita  tanggung bebannya sendiri tanpa harus ditanggung secara bersama-sama untuk menemukan solusinya. (Baca: Budaya Gotong-royong) 

Oleh sebab itu, silaturrahim, berinteraksi, berkomunikasi, dan menjalin hubungan baik dengan sesama menjadi sebuah kewajiban bersama antar satu sama lain. Untuk terciptanya harmoni kehidupan yang kian bermakna. (Baca: Pengantar Sosiologi Pendidikan)

Varian atau macamnya  seseorang di era serba digital memiliki banyak cara yang berbeda dalam menjalin silaturahm dan menjaga hubungan baik kepada sesama, baik dengan keluarga, sahabat atau kerabatnya. Adakalanya misalnya: dengan cara berkunjung langsung untuk menemui, hanya lewat telepon, whatsapp, facebook, twitter, instagram atau menyapa dengan menggunakan media sosial lainnya. Tentu cara-cara itu boleh dilakukan. Untuk menyikapi dari faktor kesibukan atau jarak jauh yang memisahkan. (Baca: Silaturrahim Di Era Digital)

Studi kasus sosial kemudian muncul persoalan, jika silaturahmi dilakukan hanya saat butuh dan ketika ada keperluan belaka bagaimana?  Tidak sedikit dari kita menyambung silaturrahim atau menghubungi orang lain di saat ada perlunya saja. Jika tidak mempunyai keperluan atau kepentingan, berkabar lewat pesan singkat saja tidak, apalagi bertatap muka dengannya. (Baca: Karakteristik Masyarakat Globalisasi)

Suatu contoh misalnya, sering kali pengurus organisasi menghubungi senior, sesepuh, atau orang yang tertokohkan untuk bertemu dengan dalih silaturrahim saat akan mengadakan acara atau kegiatan saja. Sebelumnya, pengurus organisasi tersebut jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali menghubungi. Walaupun sekedar untuk menanyakan kabar atau menginformasikan program melalui pesan singkat atau media sosial lainnya misalnya, apalagi sampai berkunjung ke rumahnya dalam rangka menjalin silaturrahim. Untuk mempererat tali persaudaraan ke depannya. (Baca: Adab Berorganisasi)

Mungkin  juga banyak contoh dan kasus lain yang menceritakan seseorang melakukan silaturrahim dan menjaga hubungan baik kepada sesama karena ada keperluan dan kepentingan yang melatarbelakanginya, baik keperluan pribadi maupun keperluan lainnya terutama organisasi yang sering terjadi. (Baca: Kedewasaan Organisasi)

Seharusnya memegang prinsip silaturrahim dan menjaga hubungan baik terhadap sesama dilakukan dengan tulus dan tanpa mengharapkan sesuatu. Bahwa dengan banyak bersilaturrahim dan menjaga hubungan baik kepada sesama akan berdampak positif untuk kita, tentu itu akan menjadi bonus dan modal utama kita dalam membangun relasi sosial di tengah masyarakat ke depannya. (Baca: Adab Silaturrahim)

Oleh sebab itu, seharusnya kita memiliki jiwa yang gemar silaturrahim dan senang berhubungan baik dengan orang lain. Dan, ini benar-benar terpatri kuat dalam diri kita. Dengan memegang teguh dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi seperti apa. Tidak sebatas, ketika kita sedang mempunyai keperluan saja atau hajat mendesak. (Baca: Silaturrahim Dan Jaga Adab)

Sama halnya dengan silaturrahimdan menjaga hubungan baik antar pengurus organisasi termasuk terhadap senior, sesepuh atau mereka yang sudah tertokohkan keberadaannya. Jika silaturrahim itu dilakukan secara alamiah tanpa ada niat yang menyimpang apapun bentuknya dan sudah menjadi budaya dalam organisasi tersebut, timbal-baliknya tanpa harus menyodorkan proposal bantuan dalam setiap kegiatan, senior, sesepuh atau orang yang kita tokohkan tersebut akan ikut berpikir dan berpartisipasi dalam mensukseskan acara organisasi kita. Baik yang berkaitan dengan bantuan dana maupun yang lainnya. Dengan bonus dan modal relasi sosial tersebut pasti kita akan mendapatkan nilai tambahnya (terbantu kegiatan organisasi kita).

Bahasa simpulnya, bersilaturrahim, termasuk menjaga hubungan baik dengan sesama harus kita lakukan dengan penuh totalitas, kesabaran, dan keikhlasan. Kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun. Bersilaturahmi dan menjaga hubungan baik tidak harus bersyarat, juga tidak harus ada pamrih yang menyertainya. Dimana pada akhirnya bukan keberkahan (kebaikan) yang kita dapat malah sebaliknya. (Baca: Adab Dan Kebaikan Berorganisasi)


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...

Tidak ada komentar: