Nasab, Nusub, Nasib
Dalam laman berita atau forum diskusi selama ini, kajian nasab menjadi isu seksi yang cukup menarik perhatian masyarakat.
Dalam "rekam jejak Kyai Nusantara," terkait dengan semua hal tersebut baik nasab, nusub, maupun nasib. Memiliki perhatian tersendiri dalam kehidupan masyarakat.
Dilihat dari tingkatan tersebut, jelas tampak perbedaan yang mencolok. Status Kyai itu ada tiga tingkatan,
Pertama Kyai Nasab, adalah orang yang memang secara urutan nasab mengarah pada bapaknya yang Kyai. Dan, mungkin juga kakek dan buyutnya juga seorang Kyai, tetapi tidak menutup kemungkinan ia mendapatkan nasab Kyai itu dari ayahnya saja. Dan tentunya didukung dengan basic keilmuan agama yang mumpuni.
Kedua adalah Kyai Nusub. Mereka yang masuk dalam kriteria tingkatan ini adalah orang-orang yang memiliki basic dan bekal keilmuan agamanya yang ia dapat di pesantren atau di lembaga formalnya. Dan diakui kepakarannya oleh masyarakat secara luas. Atau disebut dan dipanggil Kyai karena ia diambil mantu sama Kyainya. Dan dipercaya oleh mertuanya tersebut untuk mengembangkan atau mengelola pesantrennya.
Ketiga Kyai Nasib, adalah orang yang entah secara keberuntungan atau karena jerih payah mencari ilmu agamanya baik di pesantren atau lembaga formal, ia dipanggil dengan sebutan Kyai. Biasanya orang ini disegani karena keilmuannya yang tinggi dan seringnya tampil di panggung kehidupan masyarakat. Termasuk layak disebut Kyai sebab banyaknya mendapatkan tempahan dalam hidupnya untuk menuju derajat ke-Kyai-annya.
Terkait dengan ketiga tingkatan Kyai tersebut kita harus bisa menemukan relasi kesadaran. Bahwa keselamatan hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak ditentukan oleh kebenaran iman, ilmu, amal dan ahklak kita. Bukan karena keturunan, atau adanya suatu celah maupun suatu kebetulan semata.
Semoga Bermanfaat....
In Frame,
Berbagi Sejenak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar