Presentasi dan apreasiasinya masyarakat Muslim Nusantara tersebutkan, ketika ketemu Bulan Rajab sungguh luar biasa dalam kreasi penyambutannya. (Baca: Apresiasi, Kreasi Masyarakat Muslim Nusantara)
Dimana dalam ruas literasinya disebutkan Bulan Rajab ini termasuk salah satu bulan dalam kalender Hijriyah sekalius penanggalan Jawa yang disebut "Rejeb." Dalam urutannya, Bulan Rajab ini terletak pada urutan ketujuh setelah Jumadil Akhir dan sebelum Sya'ban. (Baca: Mengenal Kalender Hijriyah & Kalender Masehi)
Masyarakat Muslim secara umum di belahan dunia pada tanggal 27 Rajab, merayakan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, yakni peristiwa perjalanan Rasulullah dari Masjidi Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dilanjutkan ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah Sholat 5 waktu. (Baca: Sejarah & Makna Isra' Mi'raj Nabi Muhammad)
Seiring dengan itu, masyarakat Muslim Jawa pada umumnya mempunyai adat dan tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun dalam memperingati Bulan Rajab, atau Rejeb dalam bahasa Jawa. (Baca: Tradisi & Budaya Muslim Nuswantara Bertasbih)
Masyarakat Jawa menggelar berbagai upacara adat di bulan tersebut. Diantaranya,
(1)Tradisi membuat ambengan. Tradisi ini digelar dalam rangka memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad. Termasuk juga sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas keberkahan yang Allah SWT berikan di Bulan Rajab tersebut. Secara umum, tradisi ambengan ini dilakukan dengan mengajak masyarakat secara berbondon-bondong membawa berbagai varian makanan menuju masjid maupun mushola terdekat untuk dinikmati bersama. Dimana rangkaian acaranya ini diawali dengan doa bersama. (Baca: Ruas Muslim Nusantara)
(2)Pawai Peksi Buraq. Rangkaian kegiatan ini biasa ditemui di Yogyakarta dalam rangka memperingati Isra' Mi'raj. Pembuatan peksi buraq ini menggunakan bahan buah dan kulit jeruk bali. Kulit jeruk dibentuk hingga menyerupai badan, leher, juga sayap burung. Tidak lupa diberi jengger bagi burung jantan. Rangkaian daun kemuning digunakan sebagai sarang untuk bertengger peksi buraq. Nantinya akan diletakkan di bagian paling atas pohon dengan ruas bambu sebagai penyangga. (Baca: Relasi Muslim Nusantara)
(3)Rajaban Jum'at Kliwon. Tradisi ini bisa kita temui di Dukuh Wonosari yang menjadi agenda turun-temurun masyarakat yang dilakukan dengan acara kenduri satu dusun di jum'at kliwon Bulan Rajab. Adat warga yang dilakukan dengan kewajiban membawa kemenyan untuk dibakar. Selain kemenyan, warga juga wajib membawa ayam ingkung, ketan, nasi tumpeng, lauk serta buah pisang yang akan dinikmati bersama. Rangkaian acaranya ini dilengkapi dengan pembacaan tahlil atau doa bersama doa. (Baca Regulasi Muslim Nusantara)
(4)Tradusi Nyadran. Salah satu tradisi menyambut bulan Ramadan yakni Nyadran. Tradisi yang biasanya dilaksanakan setiap hari ke-10 bulan Rajab ini diikuti masyarakat dengan ziarah kubur untuk mendoakan leluhur sambil menabur bunga sekar. Seusai doa, acara dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama makanan tradisional. (Baca: Aktualita Muslim Nusantara)
(5)Menghidupkan malam Baro'atan. Tradisi yang dikenal di Kecamatan Kalinyamatan dan Pecangaan, Kabupaten Jepara. Dimana masyarakat di Kabupaten ini menyambut bulan Rajab dengan membuat lampion dan kreasi mobil-mobilan dari bambu dan kertas minyak transparan. Tidak hanya melibatkan orang dewasa, anak kecil dan remaja pun turut serta memeriahkan acara Beratan ini. Dan, tak lupa memanjatkan do'a meminta keberkahan di dalam Bulan Rajab tersebut. (Baca: Jati Diri Muslim Nusantara)
Ini semua bagian dari potret rekam jejak kekayaan tradisi dan budaya masyarakat Nusantara dalam menyambut keberkahan Bulan Rajab. Tentunya kita sebagai bagian masyarakat Nusantara yang bermartabat patut bangga dan memiliki kewajiban melestarikannya demi keutuhan jati diri Bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar