Bermasyarakat: Berakhlak Tasawuf
Pentingnya memiliki kebenaran iman, ilmu yang bermanfaat dan membawa misi perdamaian, relasi kebaikan dalam beramal, keluhuran berakhlak baik dalam konten hablum minallah, hablum minannas, wa hahablum minal alam.
Hal tersebut adalah matrikulasi untuk menjadi seorang sufi sejati atau hamba yang berakhlak tasawuf.
Dalam satu kesempatan, As Syaikh Yusuf Al Ardabiliy rahimahullah pernah berkata:
ولو قال: الله يلهمني ما أحتاج إليه من أمر الدين فلا أحتاج إلى العلم والعلماء فمبتدع كذاب يلعب به الشيطان
"Apabila seseorang berkata: Allah memberikan ilham kepadaku, aku tidak butuh ilmu agama, aku tidak butuh pada ilmu dan ulama, maka dia adalah seorang ahli bid'ah dan pendusta yang dipermainkan oleh syetan"
Tasawuf adalah pengamalan terhadap ilmu agama, baik secara dzohir maupun batin.
Amalan tasawuf dibangun di atas ilmu, bukan di atas kebodohan.
Mampu beradaptasi atau berbaur di berbagai medan masyarakat, baik di lingkungan organisasi atau varian bidang kemasyarakatan terkait.
Salah satu karakter seorang sufi yang hakiki adalah mencintai ilmu, mencintai majlis ilmu dan mencintai ahli ilmu (ulama). Termasuk mampu menciptakan kehidupan bermasyarakat yang membawa misi perdamaian.
Kita harus waspada terhadap seseorang yang mengaku-ngaku sufi, tetapi menyepelekan ilmu agama dan ulama. Imbasnya membawa kerusakan (memecah belah) masyarakat.
Akibat dari masalah sepele mulai dari perbedaan pendapat, hasil keputusan musyawarah yang kurang memuaskan menjadikan jurang pemisah satu sama lain.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah.....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan.....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.....
In Frame
Sejenak Bersama Abah H. Hadi Sukamto (Wakil Ketua MWCNU Krembung), Menunggu Hangatnya Kopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar