Rekam Jejak: Malam Selikuran
Menjadi Tradisi Nusantara di kemudian harinya, dengan memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan menjadi saat yang ditunggu-tunggu kehadirannya.
Dimana fase yang terakhir ini dalam rangakaian ibadah tahunan Umat Islam, menjadi saat-saat yang spesial.
Memang Islam mengajarkan, ketika memasuki malam hitungan ganjil di 10 hari terakhir tersebut diyakini sebagai turunnya malam lailatul qadar yang sering disebut malam seribu bulan.
Bagi masyarakat Muslim Nusantara pada umumnya, ajaran ini kemudian beradaptasi dengan budaya lokal.
Rekam jejak literasi menyebutkan, di Jawa pada umumnya malam ini kemudian disebut malem selikuran (malam ke-21)
Di Jawa Barat disebut poe lilikuran.
Di Keraton Solo, tradisi ini diperingati dengan mengarak tumpeng.
Pada umunya masyarakat di jawa memperingati malam selikuran ini dengan berbagai ragam tradisi.
Termasuk ada juga yang memperingati malam selikuran ini dengan safari Ramadhan. Diiisi rangkaian program kegiatan seperti istiqosah, gemah sholawat, pengajian umum d.s.t keliling dari masjid ke masjid.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa....
In Frame
Rekam Jejak: Malam 29 Ramadhan (30 April 2022), Penutupan Safari Ramadhan Di Masjid Baitul Hamdi Gading, Krembung, Sidoarjo Bersama Bpk. KH. Zainal Abidin, M.Pd.I (Ketua PCNU Sidoarjo) & Bpk. KH. M. Suyanto, S.Pd.I (Ketua MWCNU Krembung) d.k.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar