Keadaban Bermasyarakat
Dalam membangun kebersamaan hidup bermasyarakat, kita harus pandai menempatkan diri, berbenah diri, dan menyesuaikan diri dengan tradisi atau kebiasaan yang berlaku di tempat dimana bumi kita pijak disitu langit kita junjung.
Keberadaan setiap tempat pasti mempunyai kebiasaan tersendiri. Oleh karena itu kita harus mengenal baik tradisi atau kebiasaan di tempat tersebut agar kita tetap bisa bermasyarakat dengan baik.
Rekam keberadaan manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia tak dapat hidup sendirian. Manusia akan saling membutuhkan satu sama lain, itulah mengapa manusia harus hidup bermasyarakat.
Menjadi suatu point terpenting, bahwa Kehidupan bersama masyarakat lainnya harus dibangun dengan menggunakan pondasi yang kokoh, agar hubungan manusia antar satu sama lain serta manusia dengan lingkungannya berjalan dengan baik sesuai kodratnya.
Sisi lainnya, tentu saja hal-hal seperti konflik tetap tak bisa terhindarkan. Biasanya konflik akan terjadi baik karena masalah sederhana hingga masalah yang sangat rumit yang membuat kehidupan bermasyarakat tidak nyaman terkendali.
Ada beberapa solusi terkait hal itu, yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sosial agar tercipta kondisi yang kondusif, aman dan tentram serta terkendali.
(1)Membiasakan diri saling menyapa dan murah senyum. Memulai sebuah kehidupan bermasyarakat yang aman, nyaman, dan tentram serta terkendali dengan baik. Harus dimulai dari hal-hal yang sederhana. Dua hal sederhana yang dapat dilakukan di antaranya yaitu saling menyapa dan memberikan senyuman kepada orang disekitar kita. Sebab kedua hal tersebut memberikan dampak yang sangat baik dan akan membuat citra kita menjadi lebih baik. Kita akan dikenal sebagai orang yang ramah lingkungan.
(2)Membiasakan diri hidup sederhana. Menjadi suatu rahasia umum di masyarakat. Jika adakalanya seseorang itu memiliki sifat iri, dengki atau kecemburuan sosial satu dengan yang lainnya. Untuk mencegah munculnya sifat tersebut antara yang satu dengan lainnya, maka kita harus membiasakan diri untuk bersikap sederhana. Bisa dimulai dari cara berpakaian, dalam berbicara dan bersikap dan lain sebagainya.
(3)Bermoral atau Beretika. Dengan adanya moral atau etika dapat menyusun sebuah kerangka pikir bahwa jika di dalam diri setiap individu tertanam kuat dorongan untuk berbuat kebaikan, berati moral dapat mengikat relasi kebersamaan di masyarakat. Di dalam satu keterikatan moral, kita bermasyarakat menurut prinsip etika normatif dalam mencapai tujuan dan sukses bersama dalam meraih cita-cita yang luhur.
(4)Integrasi sosial. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
(5)Integritas.
Dalam hal ini keteguhan sikap dalam mempertahankan prinsip yang menjadi landasan hidup dan melekat pada diri seseorang sebagai nilai-nilai moral. Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran dan ketulusan.
(6)Menghargai Orang Lain. Menjadi keinginan alami seseorang untuk hidup lebih maju, lebih baik, bahkan lebih unggul dari orang lain. Hal itu baik, namun, seseorang memiliki caranya masing-masing untuk mengejar keinginannya. Catatan simpulnya untuk mencapai itu, tidak perlu menjatuhkan orang lain untuk membuat diri kita maju. Sebagai bentuk penghormatan dan menghargai orang lain dalam hidup bermasyarakat yang memiliki harkat dan martabat.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah.......
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan.......
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.......
In Frame
Kebersamaan, Musim Bowo'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar