Komunikasi Empatik
Kondisi masyarakat adalah labolatorium kehidupan nyata. Kita bisa mencari atau menambah pengalaman hidup di dalamnya dengan berinteraksi secara seksama. (Baca: Masyarakat & Labolatorium Semesta)
Namun terkadang kita menemukan beberapa kendala untuk bisa berinteraksi antar sesama manusia dengan baik. Ini adalah suatu hal yang biasa terjadi. (Baca: Interaksi Sosial)
Tidak jarang ada seseorang mengerahkan sekian banyak tenaga hanya untuk menguraikan persoalan sepele, sebetulnya. Dia menyisihkan sekian banyak materi dan waktu untuk menjelaskan maksud baik yang disalah pahami. (Baca: Menjalin Komunikasi)
Tidak menyapa pada saat bertemu, tidak tersenyum saat teman bergembira,
tidak berkomentar saat teman berpakaian baru, dan sebagainya, yang boleh jadi dinilai sepele oleh satu pihak akan dapat mengakibatkan rentannya hubungan di kemudian hari. (Baca: Etika & Estetika Berkomunikasi)
Memang, hubungan antar manusia sering diliputi oleh kabut, yang sering kali memicu lahirnya perselisihan dan aneka problem. (Baca: Kesalahan Berkomunikasi)
Dengan berinteraksi dan berkomunikasi, maka dapat membentuk rasa saling mengerti, menumbuhkan persahabatan,
memelihara kasih sayang, tolong-menolong, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban berkemajuan. (Baca: Komunikasi & Keajaibannya)
Namun, tidak jarang komunikasi juga dapat menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat
pemikiran. (Baca: Sisi lain Komunikasi)
Tidak jarang, konflik sesama manusia terjadi akibat komunikasi yang kurang empatik. Kualitas hidup dan hubungan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang dilakukan.
(Baca: Ruas Komunikasi Empatik)
Tidak sedikit orang menganggap bahwa komunikasi itu mudah dilakukan, laksana semudah bernapas. Barulah pada
saat seseorang memasuki pengalaman bahwa proses komunikasi yang biasa ia lakukan rusak, tidak sesuai harapan atau macet, maka ia akan
menyadari bahwa komunikasi itu ternyata tidak mudah. (Baca: Membangun Relasi Komunikasi)
Kemampuan manusia dalam berkomunikasi secara empatik, kelihatannya mulai sirna dari individu-individu dalam masyarakat kontemporer saat ini. (Baca: Masyarakat Kontemporer & rusaknya jaringan Komunikasi)
Seiring berkembangnya tuntutan zaman, kemampuan komunikasi empatik makin dibutuhkan untuk memperbaiki berbagai
kegagalan komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi sosial ataupun komunikasi antar budaya, yang tak jarang dalam kehidupan sehari-hari telah menyulut kesalahpahaman, sikap saling menghakimi, saling menyalahkan, bahkan memicu terjadinya konflik. (Baca: Membaca Tantangan & Menciptakan Peluang Zaman)
Tabiat manusia sering mengabaikan hal-hal yang kelihatannya kecil seperti cara berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. (Baca: Sisi lain Manusia)
Kini, ancaman terhadap kemampuan dalam berkomunikasi secara empatik datang dari berbagai penjuru. (Baca: Tuntutan Komunikasi Empatik)
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah.....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan.....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.....
In Frame
Perjalanan Membangun Komunikasi Empatik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar