Jumat, 08 Desember 2023

Memahami Ghazwul Fikri

Memahami Ghazwul Fikri 

Keberadaan umat Islam di negeri Indonesia ini merupakan mayoritas. Bahkan pertumbuhannya di dunia juga cukup pesat. 

Akan tetapi, dari jumlah yang besar tersebut sedikit sekali yang benar-benar menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh.

Banyak yang masih salah mempersepsikan ajaran Islam yang syamil tersebut, sehingga menimbulkan kerancuan dalam berpikir dan bertindak. 

Sering didapati pemilahan ajaran Islam, antara urusan agama dengan urusan ekonomi, budaya, politik, ataupun sisi kehidupan yang lain, jauh dari ajaran Islam.

Salah satu diantaranya, akibat pengaruh Ghazwul Fikri atau invasi intelektual, yaitu bentuk perang pemikiran dari orang-orang yang benci dan memusuhi Islam. 

Serangan atau serbuan pemikiran ini bertujuan merubah pola pikir dan sikap seorang muslim untuk pelan-pelan mengikuti pemikiran dari musuh-musuh Islam, diantaranya Barat, dalam menghancurkan kaum muslimin.

Perang pemikiran atau Ghazwul Fikri ini adalah cara lain dari musuh-musuh Islam, dalam menghancurkan pelan-pelan tanpa disadari dengan mencuci otak kaum muslimin.

Ini akibat mereka tidak mampu menghancurkan dan mengalahkan umat Islam secara perang fisik. 

Dijelaskannya, Islam merupakan agama yang diyakini kebenarannya berasal dari Allah SWT dengan segala petunjuk dan arahannya secara lengkap disampaikan untuk umat manusia dan alam secara keseluruhan. 

Petunjuk ini diformulasikan dalam Al-Quran, kitab suci yang secara langsung dari Khaliq membantu umat manusia untuk berpikir lebih luas dari cakupan akalnya yang sangat terbatas.

Islam bukanlah agama baru, melainkan ia telah disiapkan oleh Allah sebagai jalan hidup yang relevan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia dan untuk persiapan menjalani kehidupan di akhirat yang kekal abadi.

Sejak Nabi Adam AS mula diciptakan, Allah telah memilih ajaran Islam sebagai "rule atau way of life." Semua Nabi-nabi yang diutus membawa ajaran keselamatan yaitu Islam yang mengakui keesaan Allah dan mengajarkan pengabdian segala aspek kehidupan hanya kepada-Nya. Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, dan Nabi Isa AS juga diutus untuk mengajak manusia berislam.

Islam hadir untuk alam yang universal, global dengan membawa ajaran yang mengatur kehidupan dan tatanan global secara paripurna.

Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa kesempurnaan ajaran Islam. Islam membentuk peradaban manusia yang bermartabat dan mulia, mengajarkan falsafah yang benar, aqidah ketauhidan untuk mengenal Tuhan penciptanya dan alam semesta serta mengajarkan pemahaman bagaimana berkehidupan yang teratur dengan wujud agama.

Allah SWT juga menciptakan makhluk yang berbeda selain manusia, yaitu jin yang diciptakan dari api yang memiliki sifat pembangkang, menyulut permusuhan dan ingkar kepada Rabb-nya.

Sebenarnya Allah SWT menjadikan jin dan manusia hanya untuk menyembahnya.‎ Jin atau syaitan tidak mematuhi perintah Allah dan berjanji untuk selalu bermusuhan, juga berikrar untuk mengajak ummat manusia untuk kufur kepada Allah SWT. 

Was-was yang dibisikkan oleh syaitan pada Nabi Adam untuk memakan buah khuldi yang telah dilarang oleh Allah SWT, itu merupakan cikal bakal invasi intelektual yang diincarkan terhadap umat manusia yang suci.

Setelah usaha penyampaian risalah ketuhanan oleh Nabi Muhammad SAW, dan penyebaran secara totalitas dilakukan oleh pengikutnya, Islam benar-benar telah menjadi keuniversalan yang nyata.

Namun, para manusia pembangkang yang ditunggangi oleh Syaitan tidak tinggal diam, mereka menyulut permusuhan dan perlawanan, menjajah dan membuat Islam dan umatnya lenyap dari permukaan bumi.

Peperangan demi peperangan terjadi berabad-abad selama kehidupan umat manusia di era kejayaan Islam, terakhir adalah Perang Salib yang terjadi selama 200 tahun lebih, yang banyak menelan korban dari umat Islam dan juga kaum kafir.

Dengan kekuatan manhaj dan ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah SAW, usaha yang dilakukan oleh orang-orang kafir tidak berhasil secara maksimal dalam menghancurkan Islam. Karena orang Islam diajarkan tidak takut mati dalam membela agamanya.

Akhirnya, orang-orang kafir mengakhiri perang dengan mempergunakan senjata, lalu dimulailah perang dengan menggunakan akal dan pikiran.

Ghazwul Fikri atau invasi intelektual, oleh Napoleon Bona Parte saat menaklukkan Mesir sebagai awal sejarah dimulainya perang yang menyerang pikiran umat Islam ini.

Bentuk invasi ini dia menyerang peradaban, falsafah, aqidah dan pemahaman dan pengamalan agama yang benar dari umat.‎ Umat Islam dibuat menjadi kalah dengan tanpa harus mati secara fisik, tapi akal dan pikirannya yang dilumpuhkan dari kebenaran manhaj dan ajaran Islam yang mendasar. 

Sendi-sendi kehidupan umat Islam di berbagai belahan dunia dimatikan dengan dilakukan beberapa langkah. 

Pertama, Pendangkalan pemahaman ajaran agama, yaitu membuat umat ragu-ragu terhadap agamanya ‎(Tasykik‎). 

Kedua, Pengaburan fakta kebenaran yang disampaikan oleh ajaran Islam (Tasywih).

‎Ketiga, Menghilangkan kepribadian dan marwah serta harga diri yang menjadi identitas Islam (Tadzwib).

Terakhir membuat umat menjadi murtad dengan cara mengikuti mereka secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupannya dengan menganut paham yang di luar ajaran Islam dengan usaha westernisasi (Taghrib).

Usaha-usaha tersebut dilakukan secara massif, dipersiapkan secara matang dan terukur, diterapkan secara teratur dan sistematis melalui sarana-sarana yang menjadi kebutuhan umat semisal, pers dan media informasi, pendidikan, hiburan dan olahraga, yayasan dan LSM.

Semoga Bermanfaat

In Frame
Memberi: Pemahaman Ghazwul Fikri 

Tidak ada komentar: