Sabtu, 16 April 2022

Puasa dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kuno Sebelum Islam

Puasa dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kuno Sebelum Islam

kata puasa berasal dari bahasa Jawa, yakni poso. Sementara poso berasal
dari pasa dan upawasa yang ditemukan dalam bahasa Jawa Tengahan dan Jawa Kuno. (Baca: Puasa & Tradisi Masyarakat Jawa)

Ini pun serapan dari bahasa Sansekerta yang secara harfiah berarti jerat, ikatan, dan kekangan. Bisa untuk fisik maupun nonfisik, seperti pengekangan nafsu, hasrat, dan keinginannya. (Baca: Puasa dalam Bahasa Sansekerta)

Dalam tradisi masyarakat Jawa dikenal beberapa ritual berpuasa. Ada puasa mutih, puasa ngrowot, puasa pati geni dan puasa ngebleng. Puasa merupakan bagian dari ajaran hidup. Pada masa Jawa Kuno, praktik puasa sudah tumbuh subur setidaknya pada masa Raja Airlangga. Bentuk lakunya beragam, misalnya ada yang dikenal dengan taparacut dan ugra tapa sebagai upaya untuk melepaskan diri dari dosa di dunia. (Baca: Ritual Puasa di Jawa)

Puasa atau pasa dalam bentuknya ketika itu bisa dilakukan dalam bentuk tapa. Ini digambarkan dalam sumber tekstual dan relief sebagai jejak awal konsep pengendalian atau pengekangan diri. (Baca: Puasa, Tapa & Pengendalian Diri)

Pada Kakawin Ramayana, kisah Ramayana versi Jawa kuno yang berasal dari masa sebelum pemerintahan Mpu Sindok di Medang abad 10. Ditemukan istilah pasa-brata yang berarti aktivitas pasa. (Baca: Kakawin Ramayana)

Pada umumnya bahwa pasa-brata ini diarahkan pada penyikapan atas kedurjanaan. Agar bisa menghadapi kedurjanaan dilakukan upaya pengekangan diri. Dalam konsep Ramayana, usaha ini butuh kekuatan diri yang sangat besar. (Baca: Pasa-Brata & Kedurjanaan)

Kakawin Arjunawiwaha juga mengenalkan konsep pengendalian hawa nafsu. Karya gubahan Mpu Kanwa ini ditulis pada era Airlangga, penguasa Kahuripan pada awal abad ke 11. (Baca: Kakawin Arjunawiwaha)


#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah.....
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan.....
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa.....


In Frame
Sejenak Bersama Bpk. H. Puji Priyo Santoso (Ketua LTMNU-MWCNU Krembung)

Tidak ada komentar: