Jumat, 17 Desember 2021

Bersyukur: Membebaskan Diri dari Insecure

Al-Quran menyebut kata syukur dan derivasinya sebanyak 75 kali, sebagai gambaran bahwa syukur merupakan hal yang penting dalam ajaran Islam. Ada 2 kata perintah syukur berbentuk mufrad dan ada 5 kata perintah bersyukur berbentuk jama’, yang artinya kita bersyukur atas apapun yang kita terima sebagai individu dan sebagai kolektif umat manusia.

Al-Quran merekam beberapa tokoh yang disebut sebagai sosok syakur atau orang yang banyak bersyukur. Dalam surah al-Isra ayat 3, Nabi Nuh disebut banyak bersyukur walaupun ratusan tahun berdakwah selalu mendapat cibiran dan hinaan (QS. Al- ‘Ankabut ayat 14 dan Nuh ayat 1-28). Nabi Dawud banyak bersyukur sebelum dan setelah dirinya menjadi raja (QS. Al-Baqarah ayat 251 dan Saba’ ayat 13). Nabi Ibrahim yang mendapat tentangan keras dalam berdakwah dari ayahnya sendiri dan sempat dihukum bakar oleh raja, juga mendapat label manusia yang banyak bersyukur (QS. Al-nahl ayat 120-123).

Kita bersyukur atas kemudahan hidup dan hambatan hidup yang membuat kita kuat. Kita bersyukur atas nikmat yang kita terima dan musibah yang menimpa yang membuat tersadar saat lalai. Kita bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak kita miliki. Kita bersyukur atas ampunan dan maaf dari Allah saat kita beristighfar dan bertaubat. Kita bersyukur atas surga yang dijanjikan kepada hamba-hamba Allah yang baik dan pandai bersyukur.

Setidaknya tiga kali Al-Quran bertanya mengapa manusia enggan bersyukur (QS. Yasin ayat 35 dan 73, Al-Waqi’ah ayat 70), dan dalam 9 ayat Al-Quran menyatakan bahwa hanya ada sedikit orang yang bersyukur (QS. Al-Baqarah ayat 243, Al-A’raf ayat 10 dan 17, Yunus ayat 60, Yusuf ayat 38, Al-Mukminun ayat 78, Al-Sajdah ayat 9, An-Naml ayat 73, dan Saba’ ayat 13). Mari kita evaluasi diri apakah kita termasuk orang-orang yang bersyukur.

Secara sederhana, syukur artinya menggunakan segala potensi diri untuk memeroleh keridhaan dan rasa senang dari pihak yang memberikan kenikmatan. Dengan lisan, kita ucapkan alhamdulillah dan terima kasih. Dengan anggota tubuh kita nampakkan gesture tubuh yang positif. Pemberian dan kenikmatan yang kita terima, kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Ketika syukur kita tunaikan, maka kenikmatan akan terasa nikmat (QS. Al-Naml ayat 40 dan Luqman ayat 120), dan anugerah akan bertambah (QS. Ibrahim ayat 7).

Namun, tanpa syukur bisa jadi kenikmatan tidak terasa nikmat. Anugerah yang ada di tangan, bisa tidak nampak sebab pandangan kita tertuju kepada kenikmatan yang ada di tangan orang lain.

Salah satu dampak yang ada akibat dari tidak bersyukur adalah perasaan insecure. Nikmat tidak lagi terasa nikmat. Psikis dan mental akan diliputi perasaan galau dan penuh takut. Mengapa hal ini terjadi? Sebab kita tidak bisa terhubung dengan Allah akibat lalai bersyukur. Kita repot memikirkan masalah yang besar, padahal kekuasaan Allah jauh lebih besar. Kita bingung menghadapi banyaknya masalah, padahal Allah memiliki jalan keluar yang tidak terbatas. Bisa jadi kita lupa bahwa Allah selalu ada dan bisa ditemui siapapun, kapanpun, dan di manapun. Namun kita lalai akan semua ini, sebab kita lalai bersyukur kepada-Nya.

Insecure sebagai akibat dari lupa syukur dalam bahasa Al-Quran disebut khawf dan huzn. Khawf bisa dimaknai perasaan takut terhadap apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, sementara huzn adalah kesedihan dan penyesalan terhadap apa yang sudah terjadi di masa lampau. Al-Quran menyebut kata khawf dan derivasinya sebanyak 124 kali, serta menyebut kata huzn dan derivasinya sebanyak 42 kali. Ini menunjukkan bahwa khawf dan huzn merupakan hal penting yang harus disikapi oleh manusia.

Walaupun keduanya merupakan sifat kodrati yang pasti dimiliki oleh tiap orang, namun jika tidak dikelola dengan baik kedua sifat ini bisa meniadakan kebahagiaan kita. Al-Quran menyebut “la khawf ‘alayhim wa la hum yahzanun” yang artinya mereka tidak akan khawf dan huzn sebanyak 5 kali. Al-Quran memberikan pedoman untuk selamat dari dua sifat ini berupa iman dan amal shaleh (QS. Al-Maidah ayat 69), taat aturan (QS. Al-Baqarah ayat 83), proaktif untuk memperbaiki diri dan orang lain (QS. Al-An’am ayat 48), takwa (QS. Al-A’raf ayat 35), dan istiqamah (QS. Al-Ahqaf ayat 13).

Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah...

#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan ...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa ...

Tidak ada komentar: