Sudah saatnya para elite NU bermuhasabah, menjadikan forum Muktamar ke-34 nanti sebagai ajang introspeksi diri. Mengakhiri satu abad NU dan memasuki abad kedua mendatang semakin bisa menemukan relasi nilai kesadaran diri, tetap semangat membangun keteladanan dengan keteduhan & semakin bisa berkomitmen memperjuangkan kepentingan jamaah menjadi skala prioritasnya. Jika tidak, akan dikhawatirkan NU semakin tidak relevan menjawab tantangan yang mendahului semangat zamannya.
Sesuai dengan hasil penelusuran rekam jejak digitalnya, sebagaimana hasil kesepakatan bersama, muktamar NU Resmi Ditetapkan 23-25 Desember 2021. Dengan adanya keputusan bersama ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung. Muktamar NU ini akan memilih Ketua Umum PBNU yang baru.
Masih dalam rekam jejak digitalnya, hal itu sudah disepakati bersama dalam rapat pengurus harian tanfidziyah dan pengurus harian syuriah di Kantor PBNU, tertanggal 7 desember 2021 di Jakarta. Selain Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil, MA turut hadir dalam rapat tersebut yakni Sekjen PBNU Dr. Helmy Faishal Zaini dan Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar serta beberapa tokoh penting lainnya lainnya dengan penuh hikmat.
Sepanjang hasil kesepakatan sebelumnya memang telah ditetapkan untuk digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung. Hal itu berdasarkan Munas dan Konbes NU yang digelar September 2021 lalu. Namun kemudian waktu tersebut dibicarakan ulang lantaran pemerintah berniat menerapkan PPKM Level 3 seluruh Indonesia mulai 24 Desember. Sebab belakangan pemerintah batal menerapkan PPKM level 3 tersebut. Para elit PBNU lantas mengambil sikap untuk kembali pada rencana awal, yakni 23-25 Desember 2021 ini. Semoga sukses sesuai dengan harapan bersama.
Dan, sampai saat ini terdapat dua kandidat kuat calon Ketum PBNU yang diprediksi akan maju pada Muktamar ke-34 NU di Lampung. Beliau adalah Ketum PBNU petahana, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA dan Katib Aam PBNU KH. Yahya Cholil Staquf.
Harapan besar bersama nantinya, siapapun yang menjadi ketum PBNU semoga semakin bisa menahkodai NU semakin berkemajuan untuk mewarnai peradaban dunia dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan mendahului semangat zamannya. Dari sinilah, pentingnya membiasakan yang benar jauh lebih utama dari sekedar membenarkan apa yang sudah dianggap biasa.
Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah ...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan
#Salam Satu Jiwa, Bersama Kita Bisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar