Kebutuhan kita terhadap ilmu pengetahuan agama sangatlah besar. Mengingat kita hidup pada masa yang jauh dari Rasulullah.
Sehingga dalam hal ini manusia memerlukan ilmu pengetahuan agama lebih banyak dari pada keperluanya pada makanan dan minuman. Ini dikarenakan kebutuhan seseorang terhadap makanan dan minuman dalam sehari hanya sekali, dua kali atau tiga kali. Sedangkan kebutuhan manusia terhadap ilmu pengetahuan ini sebanyak tarikan nafas. Mengingat kita sendiri hidup di tengah masyarakat majemuk.
Agama dalam kehidupan masyarakat majemuk dapat berperan sebagai pemersatu (integratif) dan dapat pula berperan sebagai pemecah (disintegratif). Fenomena semacam ini akan banyak ditentukan oleh beberapa hal antara lain: Teologi agama dan doktrin agamanya, sikap dan perilaku pemeluknya dalam memahami dan menghayati agama tersebut, lingkungan sosio-kultural yang mengelilinginya, peranan dan pengaruh pemuka agama dalam mengarahkan pengikutnya.
Karena itu, pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan mampu mewujudkan ukhwah Islamiyah dalam arti luas tersebut. Meskipun masyarakat berbeda-beda agama, ras, etnis, tradisi dan budaya tetapi bagaimana melalui keragaman ini dapat dibangun suatu tatanan hidup yang rukun, damai dan tercipta kebersamaan hidup serta toleransi yang dinamis dalam membangun bangsa Indonesia berkemajuan.
Dengan begitu, bangsa kita akan benar-benar menjadi bangsa yang bersih dari kelompok takfiri (mengkafirkan selain kelompoknya) dan tadhlili (menganggap sesat di luar kelompoknya). Dimana kelompok ini menjadikan masyarakat resah akibat ulahnya selama ini.
#Semoga Bermanfaat & Menambah Berkah ...
#Salam Perubahan, Menuju Kemajuan, Dengan Tujuan ...
#Salam Satu Jiwa, Buktikan Kita Pasti Bisa ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar